SIMALUNGUN - Demam Berdarah Dengue (DBD ; red) disebabkan virus Dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes Aegypti dan informasi soal penyakit ini masih menjadi salah satu isu kesehatan masyarakat.
Sementara, di Indonesia, tingkat penyebarannya termasuk yang tertinggi di dunia dan tingginya tingkat penularan akibat nyamuk Aedes Aegypti, dikarenakan populasinya, secara geografis terletak di wilayah tropis.
Baca juga:
Vaksin Booster Itu Penting, Apa Alasannya?
|
Informasi diperoleh, terkait pihak Lapas Kelas IIA Pematang Sinatar mengambil langkah-langkah pencegahan berjangkitnya DBD dengan mengurangi populasi nyamuk yaitu, melakukan fooging (pengasapan ; red).
Kegiatan pengasapan (fogging ; red) itu dilakukan secara menyeluruh di Lapas Kelas IIA Pematang Siantar, jalan Asahan, Kilometer 7, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Selasa (29/10/2024), sekira pukul 14.00 WIB.
"Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang menular melalui nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. Gejala DBD yang umum adalah demam tinggi dan gejala seperti flu, " sebut dr. Hichsandri salah seorang Tim Medis Lapas Kelas IIA Pematang Siantar.
Menurutnya, cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari gigitan nyamuk dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi populasi nyamuk. Mana, tindakan fogging dilakukan secara berkala di lokasi rawan nyamuk tersebut.
"Fogging ini adalah kegiatan pengasapan dengan bahan pestisida yang bertujuan membunuh vektor penyakit seperti nyamuk dan lalat. Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah preventif untuk mencegah meluasnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti, " terang dr. Hichsandri.
Tim medis juga menyampaikan himbauan kesehatan kepada seluruh petugas dan warga binaan dengan mendisiplinkan pelaksanaan program Depkes RI yakni 3M Plus dengan Menutup serta Mengubur.
"Sekaligus menggunakan obat atau lotion anti nyamuk, menghindari menggantung pakaian di rumah, serta menanam tanaman pengusir nyamuk, " tambahnya.
Sementara, Kalapas Sukarno Ali menekankan, upaya pihaknya mengatasi terjadinya kasus DBD dengan peningkatan disiplin kebersihan lingkungan di dalam kamar hunian maupun di luarnya dan pelaksanaan Fooging secara berkala..
"Penanggulangan populasi dengan membunuh nyamuk dewasa. Namun, yang paling utama adalah penting menjaga lingkungan agar bebas dari DBD, " ujar Sukarno Ali.
Kalapas Kelas IIA Pematang Siantar menambahkan, himbauan yang ditujukan kepada seluruh pegawai dan staf, serta kepada seluruh warga binaan agar semakin peduli terhadap kebersihan lingkungan hunian.
"Kita jaga lingkungan kita untuk memutus rantai penularan wabah penyakit DBD dan tindakan pencegahan kasus DBD harus didukung dengan kesadaran kita dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), " tutup Kalapas. (rel)